Jadi Sentra Pertanian Hidroponik, Kecamatan Samboja Barat Kini Rancang Pengembangan Kawasan Agrowisata

metroikn, TENGGARONG – Kecamatan Samboja Barat di Kabupaten Kutai Kartanegara terus menunjukkan kiprahnya sebagai pelopor pertanian hidroponik di Kalimantan Timur. Melalui pendekatan berbasis teknologi, kawasan ini kini menjadi salah satu pemasok utama sayuran segar ke pasar tradisional maupun ritel modern di Balikpapan. Transformasi ini telah membawa wajah baru bagi pertanian lokal yang semakin modern dan efisien.

Camat Samboja Barat, Burhanuddin, mengungkapkan kebanggaannya atas capaian wilayahnya yang kini mampu memenuhi sekitar 80 persen kebutuhan sayuran segar di Balikpapan. Produk seperti selada, tomat, timun, hingga bayam, yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik, dinilai memiliki keunggulan dari sisi kualitas dan kuantitas.

Ia menyebut keberhasilan ini sebagai lompatan besar bagi sektor pertanian di wilayahnya, karena mampu memberikan hasil panen yang konsisten dan berkualitas, sekaligus tahan terhadap cuaca ekstrem.

Sistem hidroponik yang diterapkan menawarkan berbagai keunggulan dibanding metode pertanian konvensional. Efisiensi penggunaan air dan lahan menjadi salah satu daya tarik utama. Dalam satu siklus panen, petani dapat menghemat hingga 90 persen air, sementara budidaya tetap dapat dilakukan meski dengan lahan terbatas. Hasilnya, produksi meningkat signifikan dan kualitas sayuran pun lebih terjaga, bahkan bebas dari residu pestisida karena proses yang lebih terkontrol.

Menurut Burhanuddin, pertanian hidroponik memberikan solusi nyata terhadap tantangan keterbatasan lahan dan tingginya permintaan akan produk segar. Dengan metode ini, para petani tetap dapat menjaga kontinuitas produksi sepanjang tahun tanpa terpengaruh oleh musim. Ia menambahkan bahwa keberhasilan yang diraih Samboja Barat tidak lepas dari peran serta dan dukungan penuh pemerintah daerah.

Pemerintah kecamatan bersama Dinas Pertanian Kukar secara rutin mengadakan pelatihan dan pendampingan teknis bagi petani. Dukungan juga diberikan dalam bentuk bantuan sarana dan prasarana seperti instalasi hidroponik, benih unggul, hingga pupuk cair. Melalui edukasi yang berkelanjutan, pemerintah berharap semakin banyak petani yang tertarik dan beralih ke metode pertanian berbasis teknologi ini.

Selain pengembangan produksi, pemerintah kecamatan kini tengah menyiapkan langkah strategis untuk memperluas pasar hasil pertanian hidroponik ke berbagai daerah lain di Kalimantan Timur, bahkan hingga ke luar pulau. Upaya ini dilakukan dengan memperkuat jaringan distribusi dan menjalin kerja sama dengan pasar modern serta platform digital. Burhanuddin menegaskan bahwa pemasaran yang luas akan memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani lokal.

Tidak hanya fokus pada sektor produksi, Samboja Barat juga sedang merancang pengembangan kawasan agrowisata berbasis hidroponik. Konsep ini diharapkan menjadi daya tarik wisata sekaligus media edukasi bagi masyarakat mengenai manfaat pertanian ramah lingkungan. Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat posisi Samboja Barat sebagai pusat pertanian modern.

Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan alih fungsi lahan, inovasi hidroponik yang dilakukan Samboja Barat memberikan harapan baru bagi ketahanan pangan di Kalimantan Timur. Burhanuddin menyebut bahwa pendekatan berbasis teknologi telah menciptakan ekosistem pertanian yang mandiri dan berkelanjutan, serta menjadi inspirasi bagi daerah lain.

Melihat ke depan, pemerintah kecamatan bersama para petani menargetkan peningkatan volume produksi hingga 50 persen dalam lima tahun ke depan. Target tersebut akan dicapai melalui perluasan instalasi hidroponik, peningkatan jumlah pelaku usaha, serta pengembangan produk olahan dari hasil pertanian hidroponik.

Dengan visi menjadikan Samboja Barat sebagai model pertanian modern yang mengedepankan produktivitas dan keberlanjutan, kawasan ini terus melangkah pasti untuk memperkuat posisinya sebagai pusat pertanian hidroponik unggulan di Indonesia. Langkah ini diyakini akan membuka peluang baru bagi pertanian yang lebih ramah lingkungan dan adaptif terhadap tantangan masa depan. (adv/metroikn)