Hetifah Dorong Regenerasi Atlet Kaltim, Bangun Kolaborasi Sistem Pembinaan Pusat dan Daerah

metroikn, SAMARINDA – Potensi atlet muda di Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai terus berkembang. Namun, tantangan terbesar saat ini bukan lagi sekadar menemukan talenta, melainkan membangun sistem pembinaan yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, yang menilai perlunya langkah kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh elemen olahraga di Kaltim agar pembinaan atlet muda dapat berjalan lebih sistematis.

Menurutnya, daerah seperti Kaltim memiliki kekayaan talenta yang luar biasa di berbagai cabang olahraga. Sayangnya, belum semua potensi itu dapat terpantau karena sistem pencarian dan pembinaan masih bersifat parsial.

“Kita punya banyak atlet muda berbakat, tapi pembinaannya masih terpisah-pisah. Harus ada sinergi antara sekolah, pengurus cabang olahraga, dan pemerintah. Kalau dikelola secara terpadu, hasilnya akan luar biasa,” ujar Hetifah.

Politisi asal Kaltim itu menegaskan, kolaborasi lintas sektor merupakan kunci untuk memperkuat fondasi olahraga daerah. Pemerintah kabupaten/kota hingga provinsi diharapkan memiliki visi yang sama dalam menyiapkan fasilitas, pelatih, serta program pembinaan jangka panjang yang terukur.

“Kaltim harus punya peta jalan pembinaan atlet muda. Jangan sampai pembinaan hanya berjalan di momentum tertentu, tapi tidak berkelanjutan. Kalau ada sinergi antara pusat dan daerah, potensi juara nasional bahkan internasional sangat terbuka,” katanya.

Hetifah juga menyoroti pentingnya basis data atlet muda yang dikelola secara digital. Dengan data tersebut, proses rekrutmen, pemantauan perkembangan, hingga distribusi bantuan atau peralatan olahraga bisa dilakukan secara lebih transparan dan tepat sasaran.

“Kita butuh sistem data terpadu agar setiap atlet bisa dipantau secara berkelanjutan. Jangan sampai ada potensi besar yang terlewat hanya karena tidak tercatat,” tambahnya.

Sementara itu, kalangan pemerhati olahraga di Kaltim menilai bahwa tantangan pembinaan bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga komitmen kebijakan jangka panjang. Banyak atlet muda yang berprestasi di usia sekolah, namun tidak memiliki jalur pembinaan berjenjang setelah lulus.

Hetifah pun menegaskan bahwa pemerintah pusat melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersama DPR RI siap memperkuat dukungan, baik dari sisi regulasi maupun alokasi anggaran, agar daerah seperti Kaltim memiliki ruang lebih besar dalam membangun ekosistem olahraga yang berdaya saing.

“Kami di Komisi X siap memperjuangkan program pembinaan yang benar-benar berpihak pada daerah. Kalau Kaltim diberi ruang dan dukungan penuh, saya yakin atlet mudanya akan banyak yang menembus level nasional,” tutup Hetifah.