metroikn, BALIKPAPAN – Kenaikan harga jual properti residensial baru di Kota Balikpapan pada triwulan III 2025 tercatat melambat. Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia, indeks harga properti residensial (IHPR) hanya tumbuh 0,67 persen (yoy), turun dari 0,81 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.
“Pertumbuhan harga properti residensial baru tertahan karena perlambatan kenaikan harga di semua tipe rumah,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi, dalam rilis resminya, Jumat (14/11/2025).
Bank Indonesia mencatat, harga rumah tipe besar hanya naik 1,66 persen (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 1,84 persen. Sementara rumah tipe menengah naik 0,29 persen (yoy), dan tipe kecil naik 0,23 persen (yoy). Keduanya juga melambat dari triwulan II masing-masing 0,42 persen dan 0,38 persen.
Penjualan properti juga mengalami tekanan signifikan. Nilai penjualan anjlok 44,98 persen (yoy). Hal ini dipengaruhi melemahnya permintaan seiring berkurangnya aktivitas proyek strategis nasional seperti pembangunan kilang Pertamina dan IKN.
“Permintaan properti mulai kembali ke pola normal. Developer kini fokus menjual tipe menengah dan kecil yang lebih terjangkau,” ujar Robi.
Meski begitu, optimisme pasar masih terjaga. Kredit properti pada triwulan III tercatat Rp1,17 triliun, terkontraksi 3,46 persen (yoy), namun membaik dibanding triwulan sebelumnya yang minus 8,38 persen.
Rumah tipe kecil masih menjadi segmen paling diminati masyarakat Balikpapan, didukung berbagai program pemerintah seperti KUR Perumahan, Kredit Program Perumahan (KPP), dan FLPP.
Berdasarkan pembiayaan, pembelian rumah baru masih didominasi kredit pemilikan rumah (KPR) dengan porsi 86 persen, meski turun dari 89 persen pada triwulan II. Sisanya, 12 persen dibeli tunai dan 2 persen melalui cicilan bertahap.
“Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan insentif likuiditas makroprudensial untuk mendorong kredit sektor prioritas, termasuk perumahan,” tegas Robi.
Ia memastikan, kebijakan KLM akan terus diarahkan untuk sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, selaras dengan agenda pembangunan nasional.












