Dugaan Makanan MBG Basi dan Berulat di SMAN 13 Samarinda, Ini Klarifikasi SPPG Sungai Pinang

metroikn, SAMARINDA – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai sorotan setelah sejumlah siswa SMAN 13 Samarinda mengeluhkan jatah makan siang berbau tak sedap bahkan ditemukan ulat dalam sayur beberapa hari lalu.

Makanan untuk sekolah tersebut dipasok dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sungai Pinang Mugirejo 2.

Kepala SPPG Sungai Pinang, Zidan Ramadan Sofyar, mengakui adanya temuan sebagian kecil porsi ayam dengan aroma tidak segar. Namun ia menegaskan makanan yang disalurkan tidak dalam kondisi basi.

“Saat ompreng kembali ke dapur, kami coba cium memang ada yang bau. Tapi tidak semua, hanya sebagian kecil. Saya pastikan makanan yang disalurkan tidak ada yang basi,” ujar Zidan, Jumat (26/9/25).

Menurut Zidan, aroma kurang sedap muncul akibat kesalahan teknis dalam proses memasak. Menu ayam asam manis yang seharusnya digoreng, pada hari itu justru direbus sebelum dicampur saus.

“Karena direbus, setelah dingin aromanya berubah. Ini jadi catatan kami untuk memperketat SOP di bagian bahan dan proses masak,” tambahnya.

Terkait ulat pada sayur, Zidan menyebut hal itu bukan tanda makanan basi, melainkan karena penggunaan sayuran organik tanpa pestisida.

“Itu ulat sayur alami. Indikasi sayur sehat, tapi memang harus dibersihkan lebih teliti. Kami akui kecolongan di persiapan bahan,” jelasnya.

Ke depan, pihaknya akan memperketat standar operasional, mulai dari penerimaan bahan baku, proses produksi, hingga pengecekan aroma, tekstur, dan rasa.

“Kalau ada bahan yang mulai bau atau teksturnya tidak layak, wajib langsung diganti. Tidak boleh dipakai lagi,” tegas Zidan.

Ia juga mengingatkan bahwa makanan MBG aman dikonsumsi maksimal hingga pukul 12.00 WITA, sesuai standar gizi. Meski sempat ada label peringatan di ompreng pada awal program, aturan itu kini sudah tidak lagi ditempelkan.

SPPG Sungai Pinang sendiri melayani dua sekolah, yakni SMAN 2 Samarinda (1.071 siswa) dan SMAN 13 Samarinda (861 siswa). Dari hasil pengecekan, keluhan hanya muncul di SMAN 13. Bahkan guru penerima sampel makanan menyatakan menu hari itu masih layak konsumsi.

Meski demikian, Zidan menegaskan pihaknya akan melakukan evaluasi ketat agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kami sudah menyiapkan SOP lebih ketat untuk menjaga kualitas makanan. Kejadian ini jadi pelajaran penting bagi kami,” pungkasnya.