metroikn, SAMARINDA – Dua kali insiden kebakaran dalam kurun waktu singkat di BigMall Samarinda memicu reaksi tegas dari Komisi III DPRD Samarinda.
Dalam inspeksi lapangan yang digelar Selasa (22/7/2025), DPRD menegaskan pentingnya keselamatan pengunjung sebagai prioritas utama, bahkan memberikan sinyal keras berupa potensi penutupan operasional jika kejadian serupa terulang.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyatakan bahwa pihaknya tak akan mentolerir kelalaian dalam sistem keamanan dan mitigasi bencana di pusat perbelanjaan terbesar di kota ini.
“Kami tegaskan, apabila insiden kebakaran terjadi untuk ketiga kalinya, kami siap memberikan rekomendasi kepada Wali Kota untuk menutup operasional Big Mall. Ini bukan ancaman, tapi bentuk perlindungan terhadap keselamatan masyarakat,” tegasnya.
Sidak kali ini difokuskan ke sejumlah titik rawan, seperti lokasi kejadian di area Atrium, pengecekan sistem sprinkler, hydrant, serta kondisi struktur plafon dan area luar pujasera.
Meskipun manajemen disebut telah melakukan sejumlah perbaikan pasca insiden, namun DPRD tetap mencatat beberapa hal penting sebagai bahan evaluasi.
Salah satu kekhawatiran yang disorot adalah potensi melemahnya struktur bangunan akibat paparan panas ekstrem. Untuk itu, pihaknya menunggu hasil evaluasi teknis dari Dinas PUPR sebagai dasar untuk mengawasi perbaikan jangka panjang.
“Kami ingin memastikan sistem mekanikal elektrikal (ME) benar-benar teruji dan sesuai standar. Ini menyangkut banyak nyawa,” tutur Deni.
Komisi III juga menyoroti lambannya proses penyelesaian Sertifikat Laik Fungsi (SLF), yang menurut mereka harus segera dibereskan agar aktivitas mal memiliki kepastian hukum dan menjamin keselamatan publik.
Big Mall selama ini dikenal sebagai ikon perbelanjaan dan salah satu motor penggerak ekonomi lokal. Namun, Deni menegaskan, citra dan potensi ekonomi tidak boleh mengabaikan aspek keselamatan.
“Mall ini tidak hanya dikunjungi warga Samarinda, tapi juga dari kabupaten/kota sekitar. Maka, standar keamanannya harus lebih tinggi. Jangan sampai kita abai hingga menunggu korban jiwa,” pungkasnya.