Di Tengah Pemotongan Anggaran Besar-Besaran, Kaltim Pilih Jalur Investasi sebagai Solusi Jangka Panjang

metroikn, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menjadikan investasi swasta sebagai strategi utama untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi daerah.

Langkah ini diambil sebagai respons atas rencana pemangkasan dana Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat.

Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, mengatakan pemerintah daerah harus proaktif mencari sumber pendanaan baru untuk menutup potensi celah fiskal akibat pengurangan anggaran.

“Investasi menjadi strategi Pemprov untuk menutup ruang fiskal. Melalui investasi, kita dorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Sri di Samarinda, Jumat (10/10/2025).

Menurut Sri, investasi memiliki efek berganda terhadap perekonomian daerah, mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga peningkatan ekspor.

Karena itu, Pemprov terus memperkuat kerja sama dengan sektor swasta melalui berbagai forum investasi.

Salah satunya adalah Mahakam Investment Forum (MIF) yang mempromosikan sejumlah proyek unggulan daerah. Proyek yang ditawarkan antara lain Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy, kawasan industri Bontang, serta proyek pengelolaan sampah menjadi energi di Balikpapan.

Sri menyebutkan, proyek pengolahan sampah menjadi energi di Balikpapan diminati sejumlah investor. Mereka membutuhkan pasokan sekitar 600 ton sampah per hari sebagai bahan baku energi.

Langkah memperkuat investasi dinilai penting karena Pemprov Kaltim menghadapi rencana pemangkasan TKD sebesar Rp14,6 triliun pada tahun 2026. Pemangkasan tersebut dipastikan berdampak pada kapasitas fiskal daerah.

“Kita tetap jalankan program prioritas seperti pembangunan infrastruktur. Hanya saja, beberapa kegiatan lain mungkin akan disesuaikan volumenya,” kata Sri.

Pemprov Kaltim memastikan upaya menjaga stabilitas ekonomi akan terus dilakukan melalui peningkatan investasi produktif dan efisiensi belanja daerah.