metroikn, JAKARTA — Aksi unjuk rasa besar-besaran terjadi di depan Gedung DPR/MPR RI pada Kamis, 28 Agustus 2025. Ribuan demonstran dari berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, buruh, dan aktivis, turun ke jalan menyuarakan penolakan terhadap rencana kenaikan tunjangan anggota DPR serta menuntut perbaikan kebijakan ketenagakerjaan dan ekonomi.
Unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai berubah ricuh ketika sebagian massa mencoba merangsek masuk ke kompleks parlemen. Polisi menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon untuk membubarkan kerumunan. Bentrokan meluas ke sejumlah ruas jalan di sekitar Senayan, menyebabkan kerusakan fasilitas publik dan terganggunya layanan transportasi umum seperti Transjakarta.
Seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan (21), dilaporkan tewas setelah terlindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan saat melintas di tengah kekacauan. Rekaman peristiwa tersebut tersebar luas di media sosial dan memicu gelombang protes baru di berbagai daerah, termasuk Gorontalo, Surabaya, Medan, Makassar, dan Yogyakarta. Di beberapa kota, massa merusak gedung pemerintahan, termasuk gedung DPRD Makassar yang terbakar.
Aksi 28 Agustus 2025 berawal dari penolakan publik atas wacana tunjangan perumahan DPR yang dinilai berlebihan, mencapai Rp50 juta per bulan. Situasi ekonomi yang menekan, kenaikan biaya hidup, PHK massal, hingga pajak properti yang meningkat, memperkuat kemarahan masyarakat. Pernyataan sejumlah anggota DPR yang dianggap merendahkan publik menambah ketegangan.
Dampak kericuhan juga dirasakan di sektor keuangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,27 persen, sementara nilai tukar rupiah melemah hampir 1 persen ke level Rp16.475 per dolar AS, terendah sejak awal Agustus. Bank Indonesia menyatakan siap melakukan intervensi di pasar valuta asing dan membeli obligasi pemerintah untuk meredam gejolak.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan belasungkawa dan meminta maaf atas kematian Affan Kurniawan. Ia berjanji akan melakukan penyelidikan terbuka terhadap insiden tersebut. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban dan menahan sejumlah anggota Brimob yang diduga terlibat.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyerukan ketenangan warga dan memastikan layanan pendidikan, termasuk Kartu Jakarta Pintar, tidak akan dicabut bagi siswa yang ikut aksi. Sementara itu, perusahaan transportasi daring tempat korban bekerja memberikan kompensasi dan dukungan kepada keluarga Affan.
Hingga Kamis malam, polisi masih berjaga di sejumlah titik di ibu kota untuk mengantisipasi lanjutan aksi. Pemerintah pusat menyatakan terbuka berdialog dengan perwakilan massa untuk meredakan ketegangan.