Baru Dioperasikan Sebulan, Sejumlah Kios di Kawasan Wiskul Sungai Tuak Sudah Rusak

Disporapar Paser Akui Langkah Perbaikan Terkendala Ketersediaan Anggaran

metroikn, Tanah Grogot – Sejumlah penyewa kios di kawasan wisata kuliner (wiskul) Sungai Tuak, Kecamatan Tanah Grogot mengeluhkan sikap instansi terkait atas kerusakan yang terjadi di beberapa bangunan kios.

Ketua Paguyuban Pedagang Wiskul Sungai Tuak Zulkifli mengaku, sejak persoalan tersebut diadukan hingga ke Bupati dan Ketua DPRD Paser, belum ada tanda-tanda tindak lanjut perbaikan.

Pedagang terpaksa melayangkan surat pengaduan kepada pimpinan di kedua instansi, sebab Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) setempat tak kunjung menanggapi keluhan mengenai kerusakan tersebut.

“Kalau memang kami menganggap ini tidak mendesak, kami tak segetol ini untuk dilakukan pertemuan saat itu. Ya, katanya mau diperbaiki, cuma sampai sekarang tidak ada realisasinya,” jelas Zulkifli saat ditemui, Rabu (25/10/2023).

Untuk diketahui, sebagian kios mengalami kerusakan di bagian plafon yang berbahan plywood. Kondisi tersebut dipicu kebocoran atap.

Sejatinya bangunan-bangunan kios di kawasan tersebut diresmikan pada Maret 2023 lalu. Sempat sebulan dioperasionalkan, beberapa kios sudah mengalami kerusakan.

Sejumlah pedagang pun merasa was-was atas kondisi tersebut.

“Kami khawatir bagaimana jika kerusakan semakin parah dan ini akan semakin tidak membuat nyaman pembeli,” tutur Zulkifli lagi.

Kawasan wiskul Sungai Tuak dilengkapi 60 kios pedagang, 40 kios di antaranya merupakan bangunan dua lantai.

Rata-rata kerusakan dialami bangunan bertingkat tersebut. Untuk tipe kios bertingkat, lantai dua dipergunakan sebagai tempat pengunjung.

“Playwood ini mau sampai kapan bertahannya. Sudah menahan panas dan hujan serta orang duduk di atasnya,” sambungnya.

Jengah menghadapi kondisi tersebut, sebagian pedagang terpaksa mengeluarkan uang pribadi untuk perbaikan. Biaya yang dikeluarkan, kata Zulkifli, bisa mencapai ratusan ribu rupiah.

Padahal, pedagang juga masih harus membayar retribusi kepada pengelola kawasan wiskul antara Rp500 ribu hingga Rp600 ribu per bulan.

“Kalau ini rusak parah dan ada insiden, siapa yang tanggung jawab. Jangan sampai ada korban baru diperbaiki,” ketusnya.

Pengunjung wiskul, Irma turut menyangkan kerusakan yang terjadi di beberapa kios di kawasan itu. Tadinya, kawasan tersebut diharapkan mampu menjadi tempat favorit warga dari berbagai kalangan usia.

“Di lantai dua ini juga sudah tidak rata, seperti kita menginjak seng, riskan juga. Semoga segera diperbaiki dengan maksimal,” harapnya.

Terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disporapar Kabupaten Paser Arief Rahman memastikan, langkah perbaikan atas kerusakan kios pedagang di wiskul Sungai Tuak tidak dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Alasannya, pemerintah daerah belum dapat kepastian mengenai alokasi anggaran untuk biaya perbaikan. Sebagai informasi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2023 hingga kini belum disahkan.

Dengan demikian, perbaikan diperkirakan baru bisa dilaksanakan pada tahun 2024 atau setelah pengesahan APBD Perubahan 2023.

Apalagi, pemerintah daerah juga masih memiliki tanggungan kepada kontraktor pelaksana proyek pembangunan kawasan tersebut.

Arief mengatakan, tanggungan tersebut merupakan sisa pembayaran atas pengerjaan proyek yang jumlahnya sekitar Rp600 juta. Pemerintah mengupayakan agar sisa pembayaran tersebut turut dapat dialokasikan dari APBD Perubahan tahun 2023.

“Saya baru mengetahui bahwa pengerjaannya belum dibayarkan penuh, jadi sisanya masuk pada anggaran perubahan tahun ini. Namun tetap mekanismenya untuk perbaikan tetap tahun depan,” singkat Arief Rahman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *