metroikn, Balikpapan – Urung stabilnya jumlah pasokan cabai dan beras dikhwatirkan terus memberi tekanan terhadap inflasi kota Balikpapan hingga beberapa waktu ke depan.
Selain faktor tersebut, Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan, Bambang Setyo Pambudi, turut mengingatkan potensi kenaikan tren inflasi dengan adanya peningkatan permintaan berbagai komoditas pangan, jasa dan okupansi akomodasi seiring masih berjalannya dua Proyek Srategis Nasional (PSN) yakni, revitalisasi kilang Pertamina Balikpapan serta pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Menyikapi perkiraan tersebut, Bambang menegaskan, BI Balikpapan akan terus melakukan langkah-langkah bersama pemerintah daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
“Ke depannya, Bank Indonesia akan senantiasa bersinergi dengan berbagai pihak untuk menjaga tingkat inflasi pada rentang target inflasi nasional 2,5 persen hingga lebih kurang 1 persen,” terangnya melalui keterangan tertulis, Rabu (3/1/2024).
Sebagai informasi, cabai rawit diakui sebagai komoditas penyumbang tertinggi angka inflasi kota Balikpapan pada Desember 2023. Tren ini, menurut BI sebagai dampak minimnya pasokan komoditas tersebut ke pasaran.
Selain itu, inflasi kota Balikpapan periode Desember 2023 turut disumbang oleh tarif angkutan udara yang dipicu meningkatnya permintaan menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kemudian, komoditas daging ayam ras dan ikan layang/ikan benggol yang dipengaruhi tingginya permintaan jelang momen yang sama.
“Selanjutnya, kenaikan harga pada komoditas tomat sayur yang sejalan dengan kenaikan harga dari daerah pemasok dan frekuensi pengiriman yang berkurang,” sambung Bambang.
Inflasi Kota Balikpapan tercatat 0,39 persen (mtm) pada Desember 2023, lebih rendah dibandingkan November 2023, sebesar 0,44% (mtm).
Sedangkan secara tahunan, IHK kota Balikpapan tercatat sebesar 3,60 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional (2,61% yoy) dan inflasi gabungan 2 Kota di Provinsi Kalimantan Timur (3,46% yoy).
Laju inflasi pada periode terakhir ini tertahan oleh beberapa komoditas bahan pangan, di antaranya, kangkung, bayam, jagung manis, sawi hijau yang memasuki musim panen dan telur ayam ras sebagai akibat mencukupinya stok di pasaran.