Balikpapan Jadi Penyumbang Kasus DBD Tertinggi, Dinkes Kaltim Ingatkan Masyarakat Waspada

metroikn, SAMARINDA – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang telah mencapai 3.647 kasus dengan 11 kematian.

Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, menegaskan kondisi ini harus disikapi serius dengan langkah pencegahan dan penanganan lebih intensif.

“Dengan perkembangan data terkini, maka harus kita sikapi serius dengan pencegahan dan penanganan DBD yang lebih intensif,” ujarnya, Sabtu (27/9/25).

Balikpapan menjadi daerah dengan jumlah penderita tertinggi, yakni 987 kasus. Disusul Kutai Kartanegara 689 kasus, Samarinda 544 kasus, Kutai Timur 400 kasus, serta Bontang 287 kasus.

Sebaran 11 kematian akibat DBD tercatat di sejumlah wilayah, masing-masing dua kasus di Kutai Barat dan Kutai Timur. Sisanya terjadi di Paser, Bontang, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Berau, Samarinda, dan Balikpapan.

Hasil evaluasi Dinkes menunjukkan keterlambatan diagnosis menjadi penyebab utama kematian, diperparah dengan keterlambatan pasien dibawa ke fasilitas kesehatan dan adanya penyakit penyerta (komorbid).

Untuk mengantisipasi hal ini, Dinkes menginstruksikan seluruh fasilitas kesehatan agar segera melakukan pemeriksaan Non-Structural Protein 1 (NS1) pada pasien yang menunjukkan gejala demam, tanpa menunda.

Jaya menekankan bahwa upaya medis saja tidak cukup. Keterlibatan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk sangat menentukan keberhasilan pengendalian.

“Kunci utama pengendalian DBD adalah peran aktif masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk,” tegasnya.

Ia kembali mengingatkan pentingnya gerakan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, mendaur ulang barang bekas, serta langkah tambahan lain yang dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk.