Penerapan SLP Berlanjut ke SDN 013 Giri Mukti

Pj Bupati PPU Tekankan Pentingnya Penguatan Karakter Sejak Dini

metroikn, Penajam – Pencanangan Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP) di kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus digaungkan.

Kali ini, Penjabat (Pj) Bupati PPU, Makmur Marbun, berkesempatan melakukan sosialisasi penerapan SLP di Sekolah Dasar (SD) Negeri 013, Giri Mukti, Kecamatan Penajam pada Sabtu (17/2/2024). Kegiatan tersebut dirangkai dengan bakti sosial membagikan makanan bergizi tinggi untuk masyarakat.

Di sela kegiatan, Marbun kembali menekankan bahwa penerapan SLP di sekolah-sekolah sebagai upaya mendukung pembentukan karakter peserta didik. Sekolah, menurutnya, tidak sekadar bertanggung jawab pada upaya peningkatan kualitas peserta didik dari sisi akademis. Namun, juga bertanggung jawab membentuk nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan melalui penguatan kepribadian.

“SLP adalah upaya untuk menggali dan memperkuat kepribadian bangsa Indonesia dalam pendidikan,” tegasnya.

Lebih lanjut diterangkan, peserta didik dituntut memiliki nilai-nilai luhur Pancasila sebagai jati diri bangsa. Kegiatan yang dikemas dengan membagikan makanan bergizi itu sebagai wujud memupuk kembali nilai-nilai Pancasila. Semisal, kepedulian kepada sesama, saling menghargai, dan semangat gotong-royong.

“Hadirnya SLP ini sesuai dengan isi butir-butir Pancasila. Bagaimana perduli dengan sesama, saling menghargai, gotong royong,” seru Marbun.

Marbun meyakini, upaya membangun rasa kepedulian terhadap sesama idealnya dimulai sedini mungkin. SLP harus menjadi ruang yang bebas untuk mengekspresikan nilai-nilai kemanusiaan melalui kegiatan sederhana dan relevan. Dengan begitu, para siswa dapat dengan mudah memahami pentingnya memperjuangkan kebaikan bersama melalui praktik-praktik kecil.

“Sekolah memiliki cara masing-masing untuk mengekspresikan kepedulian terhadap sesama,” tuturnya.

Kepala SDN 013 Kecamatan Penajam, Rusmilawati, menambahkan tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan empati setiap peserta didik sehingga mampu mempraktikkannya dalam perilaku sehari-hari. Secara teknis, SLP melibatkan seluruh komponen sekolah, mulai dari peserta didik, guru dan orangtua peserta didik. Kegiatan ini juga mendorong partisipasi siswa agar lebih aktif.

“Lebih dari 500 paket makanan disalurkan kepada masyarakat, dengan tujuan untuk memperkuat hubungan antara sekolah dan lingkungan sekitarnya,” imbuhnya.

Rusmilawati ingin kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkala tiap bulan. Bentuk kegiatannya nanti bisa dirumuskan bersama antara semua komponen yang terlibat. Semisal, gotong royong membersihkan lingkungan atau fasilitas publik.

“Bulan depan rencananya kami akan melakukan gotong royong membersihkan lingkungan, atau fasilitas publik seperti tempat ibadah,” ucapnya.