DPRD Samarinda Dorong Keberanian Ungkap Kasus Kekerasan Anak di Samarinda, Sri Puji Astuti Soroti Peran Orang Tua

metroikn, SAMARINDA — Di tengah upaya penegakan perlindungan anak, tren kekerasan dan pelecehan terhadap anak di Kota Samarinda masih menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, menegaskan penanganan kasus ini membutuhkan keberanian bersama, tidak hanya pengawasan dari pemerintah.

“Memang tidak mungkin kita mengawasi semuanya, tapi bagaimana upaya kita untuk mengungkap kasus-kasus itu. Menguak kasus saja sudah menjadi prestasi daripada disimpan dan akhirnya tidak tertangani,” ungkap Puji, sapaan akrabnya, Jumat (4/7/2025).

Puji juga menyoroti peran penting orang tua dalam menjaga keamanan anak, khususnya di lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi tumbuh kembang anak. Ia mendorong para orang tua untuk berani melaporkan oknum pelaku kekerasan atau pelecehan, meskipun terjadi di institusi pendidikan.

“Orang tua harus bergerak. Kalau ada kasus di sekolah, ya laporkan, karena dampaknya tidak main-main bagi kondisi psikologis anak,” tegas politisi Partai Demokrat tersebut.

Selain orang tua, Puji juga menekankan pentingnya peran masyarakat luas agar tidak menutup mata terhadap kasus kekerasan yang terjadi di sekitar mereka. Ia menilai kolaborasi antara masyarakat dan aparat penegak hukum menjadi kunci agar kasus pelecehan bisa segera ditangani, dan pelaku mendapat tindakan tegas.

“Masyarakat juga harus melaporkan kejadian ini. Supaya persoalan pelecehan ini segera ditangani dan pelaku ditindak,” pungkasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), sepanjang tahun 2023 tercatat 189 kasus kekerasan terhadap anak di Samarinda dengan jumlah korban sebanyak 230 orang. Pada 2024, angka ini menurun menjadi 150 kasus. Sementara hingga Mei 2025, tercatat sudah ada 87 kasus dengan 102 korban. (adv/metroikn)